Manfaat Sociopreneurship untuk Mahasiswa
- HMK Unsoed
- 24 Nov 2014
- 2 menit membaca
JAKARTA – Menularkan virus sociopreneurship di kalangan mahasiswa Universitas Padjadjaran (Unpad) Bandung ternyata memberikan dampak lebih luas. Kewirausahaan berbasis jiwa sosial itu sukses memberdayakan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar.Demikian disampaikan oleh Dosen Fakultas Teknologi Industri Pertanian (FTIP) Unpad sekaligus pemberdaya dan penggiatsociopreneurship, Dwi Purnomo. Dengan sociopreneurship, Dwi melihat para mahasiswa yang binaannya ternyata bisa menjadi lokomotif pemberdayaan untuk masyarakat lebih luas.
“Contohnya dari Fruits Up yang kami kembangkan. Ternyata masyarakat petani bisa terdorong untuk mengolah mangga menjadi bahan baku mentah, menjadi puree yang memiliki nilai tambah,” ujar Dwi, seperti dilansir dari situs Unpad, Senin (24/11/2014).
Contoh lain, lanjutnya, adalah Entog Jenggot. Selain turut menginspirasi mahasiswa lainnya untuk memiliki usaha, bisnis tersebut juga turut memberdayakan masyarakat Jatinangor untuk memiliki peternakan entog.
“Rumah makan yang berlokasi di Jatinangor ini juga turut memperkenalkan aneka kuliner khas Indramayu kepada masyarakat, khususnya Jatinangor. Bukan hanya menyajikan makanan untuk santap di tempat, Entog Jenggot juga menyediakan olahan makanan dalam bentuk kemasan yang awet dalam waktu cukup lama,” paparnya.
Dwi mengungkap, salah satu hal yang menjadi keunggulansociopreneurship di Unpad adalah adanya pemanfaatan teknologi sehingga dapat menghasilkan produk bernilai tambah bahkan memiliki nilai jual tinggi. Dengan demikian, para pelaku usaha dapat “berlari kencang” tanpa harus menunggu suntikan dana bantuan atau meminta-minta dari donatur.
“Pemanfaatan teknologi yang dimaksud yaitu dari hasil penelitian mahasiswa dan dosen di Unpad, sebagai bentuk diseminasi hasil penelitian civitas academica Unpad,” urai Dwi.
Masih merupakan bagian dari sociopreneurship berbasis teknologi, Dwi pun membuat “The Fruters Model: Model Pemberdayaan Berbasis Technology Preneurship”. Melalui model tersebut, dia berhasil menjadi salah satu pemenang kategori “Prakarsa” pada Anugerah Inovasi dan Prakarsa Jawa Barat 2014.
Ke depan, Dwi berharap sociopreneurship dapat berkembang lebih lanjut dan memiliki anak atau kaki mitra kolaborasi jauh lebih banyak. Sehingga akan tercipta banyak pemberdaya yang tetap berbasis pada kemandirian pengembangan bisnis dan komersialisme.
“Saya ajak teman-teman ini tidak hanya semata-mata komersil, tetapi juga harus menimbulkan banyak socialpreneurship. Yang artinya mampu menjadi lokomotif bagi kemajuan ekonomi dan budaya bagi masyarakat sekitar kita,” imbuhnya.
Sumber: Okezone
Postingan Terakhir
Lihat SemuaTahun telah berganti tetapi virus corona masih saja terus-menerus menghantui. Kehadirannya yang datang tiba-tiba mengacaukan semua hal...
Jakarta, Inovasi untuk meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan karyawan dilakukan dengan cara unik di perusahaan ini. Mereka memberikan...
Jakarta, Kemendikbud — Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan Ujian Nasional (UN)...
Comments