12 JENIS KOMUNIKASI YANG MERUGIKAN
- HMK Unsoed
- 3 Jun 2010
- 6 menit membaca
(Thomas Gordon)
MENGATUR, MENGARAHKAN, MEMERINTAH
Pesan ini menyatakan kepada anak, bahwa perasaan perasaan dan kebutuhan kebutuhan mereka tidak lah penting. Mereka harus mengikuti perasaan dan kemauan orang tua. Pesan ini juga mengkomunikasikan bahwa anak anak tidak diterima apa adanya saat itu. Pesan ini menghasilkan rasa takut terhadap kekuasaan yang dimiliki orang tua. Anak merasa terancam akan disakiti oleh orang yang lebih kuat. Pesan pesan ini mungkin membuat anak merasa tidak senang dan marah, seringkali mengakibatkan sikap bermusuhan, sehingga anak menunjukkan kemarahan hebat, melawan, menolak dan kadang kadang menguji sampai dimana keseriusan ancaman orang tua. Pesan ini juga mengkomunikasikan kepada anak bahwa orang tua tidak mempercayai pendapat atau kemampuan anak.
MEMPERINGATKAN, MEMARAHI, MENGANCAM
Pesan ini dapat mengakibatkan anak anak taat karena merasa takut. Pesan pesan ini juga dapat menimbulkan rasa tidak senang dan bermusuhan. Selain itu , pesan ini juga mengkomunikasikan bahwa orang tua tidak menaruh rasa hormat terhadap kebutuhan dan keinginan anak. Mereka kadang kadang bereaksi terhadap peringatan dan ancaman orang tua dengan mengatakan, “aku tidak peduli dengan ancaman mereka, aku masih tetap merasa begini”. Pesan ini juga mengundang anak untuk menguji sampai dimana keseriusan orang tua akan melaksanakan ancamannya. Mereka tergoda untu justru melakukan apa yang jelas jelas dilarang, sekedar untuk melihat apakah konsekuensi yang dijanjikan orang tua benar benar terjadi
MENGANJURKAN, MENGAJAR MORAL, BERKHOTBAH
Pesan pesan semacam ini menunjukkan kepada anak kekuasaan atau otoritas dari luar. Mereka mungkin akan bereaksi terhadap kata-kata “harus”, “mesti” “wajib”, dengan menolak dan mempertahankan sikap mereka dengan lebih kuat. Pesan semacam ini dapat membuat seorang anak merasa bahwa orang tua tidak mempercayai penilaian mereka – bahwa ia lebih baik menerima apa yang oleh “orang lain” dianggap benar. Pesan semacam ini bisa mengakibatkan salah paham dalam diri anak bahwa ia jahat. Selain itu, pesan pesan ini juga membuat anak merasa bahwa orang tua tidak mempercayai kemampuannya untuk mengevaluasi validitas nilai nilai atau pendapat pendapat orang lain.
MEMBERI NASIHAT MEMBERI SARAN ATAU PEMECAHAN
Pesan pesan seperti ini sering dirasakan oleh anak sebagai bukti bahwa orang tua tidak mempunyai kepercayaan terhadap penilaian atau kemampuan anak untuk mencari pemecahan sendiri. Pesan ini juga mempengaruhi anak menjadi tergantung pada orang tua dan malas berpikir untuk dirinya sendiri. Kadang kadang anak anak tidak menyenangi usul atau nasihat yang diajukan orang tua. Nasihat, kadang kadang menunjukkan sikap superior Anda terhadap anak (Ayah dan Ibumu tahu apa yang terbaik bagimu). Anak dapat pula merasakan inferioritasnya sendiri. Nasihat bisa membuat anak merasa bahwa orang tua sama sekali tidak memahaminya Kadang kadang nasihat membuat anak memberikan seluruh waktunya untuk bereaksi terhadap usul orang tuanya sehingga ia tidak punya waktu untuk mengembangkan gagasannya sendiri
MENGULIAHI, MEMBERIKAN ARGUMEN LOGIS
Tindakan untuk mencoba mengajar orang lain sering membuat si “siswa” merasa rendah, bawahan, atau tidak mampu. Logika dan fakta sering membuat anak menjadi bertahan dan kurang senang. Seperti halnya orang tua, anak anak pn tidak senang kalau ditunjukkan kalau nereka bersalah. Sebagai konsekuensinya, mereka mempertahankan posisi mereka sampai titik terakhir. Anak anak umumnya membenci kuliah orang tua. Anak anak sering mengambil cara cara yang cukup nekad untuk menolak fakta yang dikemukan orang tua. Seringkali anak anak sudah tahu benar fakta yang dipaksakan orang tua untuk diajarkan kepada mereka, dan kurang senang terhadap implikasi terhadap hal ini, yaitu bahwa mereka tak tahu apa apa. Bahkan kadang kadang anak anak akan mengacuhkan fakta fakta itu.
MENILAI, MENGKRITIK, TAK TUJU, MENYALAHKAN
Pesan pesan seperti ini mungkin lebih keras efeknya dibanding pesan pesan yang lain. Yaitu membuat anak merasa tidak mampu., rendah , bodoh, tak berharga dan jahat,. Citra diri anak dibentuk oleh penilaian orang tua. Bagaimana orang tua menilai anak, demikian pula si anak akan menilai dirinya sendiri. (Saya sering mendengar bahwa saya ini jahat, maka semestinya saya memang jahat). Kritik negatif memunculkan kritik balasan. Evaluasi sangat mempengaruhi anak untuk menyimpan sendiri atau menyembunyikan perasaan perasaan mereka dari orang tuanya. Anak anak, seperti halnya orang tua, benci dinilai negatif. Mereka menjawab dengan sikap bertahan hanya untuk melindungi citra diri mereka. Sering mereka menjadi marah dan merasakan kebencian terhadap orang tua yang menilainya seperti itu, bahkan meskipun kritikan itu benar. Penilaian dan kritik yang terlalu sering membuat anak merasa bahwa mereka bukan anak baik, dan orang tua tidak mengasihi mereka.
MEMUJI, MNYETUJUI
Bertentangan dengan pendapat umum bahwa pujian membawa akibat baik terhadap anak, pujian seringkali menyebabkan akibat yang sangat negatif. Penilaian positif yang tidak sesuai dengan citra diri anak dapat menimbulkan sikap bermusuhan. “Saya tidak cantik, saya jelek”. Anak menyimpulkan bahwa kalau orang tua dapat menilai positif, mereka lain kali juga bisa memberikan penilaian negative. Juga, tidak adanya pujian di sebuah keluarga yang biasa memuji, dapat diartikan sebagai kritik oleh anak (Karena Ayah Ibu tidak mengatakan sesuatu yang bagus tentnag rambutku, berarti rambutku benar benar jelek). Anak sering merasakan pujian sebagai alat manipulasi – suatu cara yang halus untuk mempengaruhi anak supaya mau mengerjakan apa yang dituntut orang tua. Anak anak kadang menyimpulkan bahwa orang tua mereka tak memahami mereka bila memberikan pujian. Anak anak sering merasa malu dan tidak enak bila diberi pujian, terutama bila di depan kawan kawannya. Anak anak yang terlalu banyak dipuji mungkin akan menggantungkan diri pada hal tersebut dan mungkin bahkan menuntutnya.
MEMBERI JULUKAN, MENCEMOOH, MEMBUAT MALU
Pesan pesan semacam ini dapat membuat efek yang luar biasa terhadap citra diri seorang anak. Pesan seperti ini dapat membuat seorang anak merasa tidak berharga, jahat dan tidak dicintai. Jawaban anak yang paling sering terhadap pesan pesan semacam ini adalah memberikan jawaban yang sama terhadap orang tua (“Dan kamu ini, si mulut besar juga”). Bila seorang anak menerima pesan semacam ini dari orang tua yang sedang mencoba untuk mempengaruhinya, ia hampir tidak bisa berubah dan melihat dirinya dengan cara yang sangat realistik. Sebagai gantinya ia akan melawan pesan yang dianggapnya tidak adil ini dan memaafkan dirinya sndiri.
MEMBUAT INTERPRETASI, MEMBUAT ANALISIS, MEMBUAT DIAGNOSA
Pesn pesan semacam ini mengkomunikasikan kepada anak bahwa orang tua telah dapat menebak dirinya. Tahu apa yang menjadi motifnya tingkah lakunya dan tahu mengapa ia bertingkah laku semacam itu. Orang tua yang melakukan psikoanalisis semacam ini dapat menyebakan anak merasa terancam dan frustrasi. Bila analisis atau interpretasi dari orang tua ternyata tepat, anak mungkin merasa malu, bila analisis orang tua salah, yang sering terjadi, anak akan menjadi marah karena dituduh dengan cara yang tidak adil. Anak anak sering dapat merasakan tindakan superior orang tuanya . Orang tua yang sering melakukan psikoanalis terhadap anaknya mengkomunikasikan kepada mereka bahwa orang tua merasa superior , lebih bijaksana, lebih pandai. Pesan pesarn seperti “saya tahu mengapa….” atau ”saya dapat menebakmu”, seringkali memotong komunikasi anak pada saat itu, dan mengajari kepada anak untuk tidak berbagi persoalan dengan orang tua.
MENENTRAMKAN, MEMBERI SIMPATI, MENGHIBUR, MEMBERI DUKUNGAN
Pesan pesan seperti ini tidak serta merta dapat menolong anak seperti yang diyakini orang tua pada umumnya. Menentramkan anak ketika ia merasa terganggu hanya akan meyakinkan anak bahwa Anda tidak memahami dirinya. Orang tua yang mencoba menentramkan dan menghibur anak hanya karena merasa kurang enak kalau ia merasa sakit, mengkomunikasikan pesan kepada anak bahwa anda menginginkan supaya dia berhenti merasakan hal itu (berhentilah merasa sedih). Tidak memperhitungkan simpati, seringkali menghentikan komunikasi lebih lanjut, karena anak merasa bahwa Anda menghendaki supaya dia berhenti merasakan apa yang sedang ia rasakan.
MENYELIDIKI, MENANYAI, MENGINTEROGRASI
Mengajukan pertanyaan pertanyan kepada anak bisa diartikan sebagai rasa kurang percaya, curiga, atau meragukannya. Anak anak juga bisa memandang pertanyaan tertentu sebagai usaha orang tua untuk menyalahkan anak anak. Anak sering merasa terancam oleh pertanyaan pertanyaan orang tua. Terutama kalau mereka tidak paham maksud orang tua bertanya. Anak bisa curiga bahwa Anda tengah mengumpulkan data tentang permasalah anak, dan mencoba mencarikan jalan keluar serta tidak membarikan kepada anak untuk mencari jalan keluar sendiri. Kadang kadang anak anak tidak berkenan orang tua menemukan jalan keluar bagi dirinya. Bila Anda mengajukan pertanyaan pertanyaan kepada orang yang sedang membagi persoalan kepada Anda, setiap pertanyaan akan membatasi kebebasan individu itu untuk mengungkapkan apa adanya. Karena setiap pertanyaan akan mendikte jalan ceritera berikutnya.
MENARIK DIRI, MENGACAUKAN PERHATIAN, MEMBELOKKAN PERHATIAN, MELUCU
Pesan pesan seperti ini dapat mengkomunikasikan kepada anak bahwa Anda tidak menaruh minat terhadap dirinya. Tidak menghargai perasaan perasaannya dan menolaknya. Anak anak biasanya sangat serius dan sungguh sungguh bila mereka butuh mempercakapkan sesuatu. Bila Anda menjawabnya dengan melucu, Anda bisa membuat mereka sakit hati dan merasa ditolak. Mengacaukan perhatian anak atau membelokkan perasaan mereka barangkali kelihatan bagus (pada saat itu), tetapi ingat, perasaan orang tidak selalu mudah hilang sehingga seringkali muncul kembali di saat yang lain. Persoalan yang ditinggalkan seringkali bukan persoalan yang terselesaikandengan baik . Anak anak, seperti halnya orang dewasa, ingin untuk didengar dan dipahami, dengan penuh hormat. Bila orang tuanya mengesampingkan mereka, mereka akan segera belajar membawa persoalan dan perasaan perasaan penting mereka ke tempat lain
Postingan Terakhir
Lihat SemuaTahun telah berganti tetapi virus corona masih saja terus-menerus menghantui. Kehadirannya yang datang tiba-tiba mengacaukan semua hal...
Jakarta, Inovasi untuk meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan karyawan dilakukan dengan cara unik di perusahaan ini. Mereka memberikan...
Jakarta, Kemendikbud — Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan Ujian Nasional (UN)...
Comments